Postingan Populer

Selasa, 15 Desember 2020

Artikel ilmiah

Analisis Makna dari Gaya Bahasa (Majas) pada Cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku

Lailatul Khomsiyah

Tadris Bahasa Indonesia, IAIN Madura

Alamat surel: lailofficial99@gmail.com

Abstract:

The analysis that will be presented in this research is about the language style in the form of figure of speech in the short story “a piece of dusk for my girlfriend”, by Seno Gumira Ajidarma. The purpose of this study is to determine the use and types of figure of speech found in the short story. This research uses a stylistic approach. The data of this research are descriptive data in the form of words, phrases and sentences in a short story entitled, “a piece of dusk for my girlfriend”. From the results of this research it can be found that in the short story there are figures of allegory, personification, simile, metaphor and metonymy

Abstrak:

Analisis yang akan dipaparkan pada penelitian ini adalah tentang gaya bahasa yang berupa majas pada cerita pendek “Sepotong Senja untuk Pacarku”, karya Seno Gumira Ajidarma. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan dan macam-macam majas yang terdapat pada cerita pendek tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan stilistika. Data penelitian ini yaitu data deksriptif yang berupa kata, frasa dan kalimat dalam cerita pendek berjudul, “Sepotong Senja untuk Pacarku”. Dari hasil penelitian ini bisa ditemukan bahwa dalam cerita pendek tersebut terdapat majas alegori, personifikasi, simile, metafora dan metonimia.


PENDAHULUAN

Karya sastra adalah wadah dari seni dengan menunjukkan keindahan lewat bahasa yang menarik, bervariasi dan bersifat imajinatif (Keraf, 2002:115). Selain itu, karya sastra juga menyuguhkan sesuatu yang mungkin belum diketahui oleh pembaca. Sebab karya sastra merupakan wacana yang khas dalam pengekspresiannya, sehingga penggunaannya dalam bahasa memanfaatkan segala kemungkinan yang tersedia, termasuk dalam gaya bahasa.

Bahasa sastra sendiri memiliki ciri bahasa yang mengandung unsur motif dan bermakna konotatif. Sebaliknya, bahasa yang ilmiah dan bermakna denotatif adalah ciri dari bahasa nonsastra. Untuk itu, tujuan dari penggunaan bahasa sastra adalah menonjolkan unsur estetikanya, karena di dalamnya hanya ada unsur motif dan konotatif (Nurgiantoro, 2009:273). Sehingga dari ciri tersebut, bahasa di dalam karya sastra perlu dikaji dalam studi stilistika. 

Studi stilistika adalah sebuah ilmu yang menganalisis penggunaan dan gaya bahasa dalam sebuah karya sastra (Sudjiman, 1993:3). Sedangkan dalam retorika gaya bahasa dikenal dengan sebutan style. Kata style berasal dari kata Latin stilus, yaitu alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian dalam menggunakan alat ini menentukan jelas tidaknya tulisan pada lempengan tersebut. Ketika bahasa sudah ditentukan oleh keahlian dengan menghasilkan tulisan yang indah, maka style merupakan kemampuan dan keahlian untuk menulis menggunakan kata-kata yang indah (Keraf, 2010: 112).

Dari pengertian tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa gaya bahasa membahas permasalahan tentang diksi dan mencakup semua tingkatan kebahasaan yang menganalisis cocok tidaknya pemakaian kata, frasa, klausa dan wacana tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Bahkan, nada yang tersirat dalam sebuah kata termasuk persoalan gaya bahasa.

Gaya bahasa kiasan atau yang biasa disebut majas merupakan terjemahan dari figure of speech. Bahasa kiasan disebut sebagai alat memperluas makna sebuah kata atau kalimat dan memberikan efek tidak biasa dengan membandingkan kata atau mengasosiasikan dua hal (Kridalaksana, 1994:85). Dalam pengertian lainnya, majas adalah bahasa kias yang digunakan untuk memperindah kalimat dan bernilai imajinatif, sehingga menimbulkan rasa yang khas (Pradopo, 1985: 104). Macam-macam majas di antaranya adalah simile, metafora, alegori, personifikasi, alusi, eponim, epitet, sinekdok, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, satire, inuendo, antifrasis, paronomasia.

Di antara macam-macam majas tersebut, ada beberapa majas yang bisa ditemukan dalam Cerpen berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku, yang meliputi majas alegori, personifikasi, simile, metafora dan metonimia. Cerpen tersebut merupakan karya Seno Gumira Ajidarma seorang wartawan, kritikus film penulis cerita pendek, puisi dan esai. Dia dikenal dengan tulisan terselubungnya yang sering memberikan sindiran pada keadaan sosial maupun politik. Maka dari itu, dia sering menggunakan bahasa-bahasa kiasan atau majas dalam setiap tulisannya untuk mengungkapkan kebenaran yang tersembunyi dari sebuah fenomena sosial. Termasuk dalam Cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku. 

Penggunaan bahasa kias seperti diksi senja selalu diulang-ulang dalam Cerpen tersebut. Dalam cerpennya, Seno bercerita dengan menyebut tokoh “si aku” dengan sudut pandang sebagai orang pertama serba tahu, yang sangat gigih untuk menghadiahkan sepotong senja untuk pacarnya yang bernama Alina. Meski harus menjadi buronan polisi, karena dianggap bersalah telah mengambil sepotong senja.

Penggambaran Alina pun, sebagai pacar dati tokoh “si aku” merupakan sebuah kiasan, menjadi perlambang. Sebab makna pacar atau kekasih sangat luas. Bisa jadi arti dari pacar merupakan sesuatu yang dinilai berharga, seperti keluarga atau bangsa. Sehingga “si aku” rela dikejar-kejar polisi untuk mengungkapkan sesuatu melalui perlambang senja.


METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan stilistika yang difokuskan pada teori gaya bahasa kiasan atau majas. Pendekatan yang digunakan dalam stilistika pada penelitian ini dilakukan dengan cara menjabarkan dan menganalisis macam-macam majas, pengertian majas dan menginterpretasikan ciri dari cerita pendek Sepotong Senja untuk Pacarku, yang berdasarkan tujuan estetik dari sebuah karya sastra dalam keseluruhan maknanya. Pendekatan tersebut digunakan untuk mengkaji karya Seno Gumira Ajidarma yang pernah dimuat di Harian Kompas tahun 1993, berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku. Data dalam penelitian ini adalah data deskriptif yang berupa kata, frasa dan kalimat dalam Cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku. Sumber data diperoleh dari Harian Kompas tahun 1993. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif-kualitatif.



PEMBAHASAN

Seperti yang sudah dibahas dalam pendahuluan bahwa majas adalah bahasa kias yang digunakan untuk memperindah kalimat dan bernilai imajinatif, sehingga menimbulkan rasa yang khas. Adapun majas yang terkandung dalam Cerpen berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku adalah majas alegori, personifikasi, simile, metafora dan metonimia.

Berikut adalah penjelasan tentang majas yang terkandung dalam Cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku, karya Seno Gumira Ajidarma:

Majas Alegori

Majas alegori adalah gaya bahasa yang menceritakan suatu hal dan mengandung kiasan (Keraf, 2010: 140). Makna kiasan ini harus ditarik dari bawah permukaan ceritanya. Dalam majas ini, nama-nama pelakunya bersifat abstrak dan tujuan selalu tersurat.

Hal ini dapat dijumpai dalam Cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku. Berikut kutipan-kutipannya:

Bersama surat ini kukirimkan padamu sepotong senja–dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan.

Kukirimkan sepotong senja untukmu Alina, bukan kata-kata cinta. Kukirimkan padamu sepotong senja yang lembut dengan langit kemerah-merahan yang nyata dan betul-betul ada dalam keadaan yang sama seperti ketika aku mengambilnya saat matahari hampir tenggelam ke balik cakrawala.

Kemudian tiba-tiba senja dan cahaya gemetar. Keindahan berkutat melawan waktu dan aku tiba-tiba teringat padamu. “barangkali senja ini bagus untukmu,” pikirku. Maka kupotong senja itu sebelum terlambat, kukerat pada empat sisi lantas kumasukkan ke dalam saku. Dengan begitu keindahan itu bisa abadi dan aku bisa memberikannya padamu.

Majas alegori digunakan untuk mendeskripsikan sepotong senja yang dicuri oleh si aku untuk Alina yang merupakan pacarnya. Bahkan pencurian sepotong senja ini dijadikan topik utama dalam cerpen tersebut. Dalam gaya bahasanya, si aku menjadikan senja sebagai sebuah perlambang. Si aku mengatakan bahwa sudah terlalu banyak kata-kata tak bermakna di dunia yang ternyata hanya sebuah kesia-siaan saja. Si aku tak ingin menambah kata-kata atau omong kosong yang tak terhitung jumlahnya. Untuk itu, si aku ingin memberikan sebuah pembuktian yang nyata kepada pacarnya. Sehingga oleh si aku, senja dijadikan sebuah perlambang bukti rasa cinta si aku kepada pacarnya. 

Seno Gumira Ajidarma menggunakan diksi senja untuk menggambarkan sesuatu yang indah dan berharga untuk diberikan kepada orang yang paling dia cintai, yaitu pacarnya. Efek penggunaan majas alegori pada kutipan itu adalah estetik. Bisa terlihat jelas dalam kalimat: Kukirimkan sepotong senja untukmu Alina, bukan kata-kata cinta. Kalimat itu terdapat pengulangan bunyi vocal akhir pada klausa Alina dan cinta.

Pada kutipan yang lain, Kukirimkan padamu sepotong senja yang lembut dengan langit kemerah-merahan yang nyata dan betul-betul ada dalam keadaan yang sama seperti ketika aku mengambilnya saat matahari hampr tenggelam ke balik cakrawala, Seno Gumira Ajidarma menggambarkan senja sebagai harapan yang nyata. Ketika matahari hampir tenggelam dalam malam, senja tetap ada dan bertahan pada langit-langit. Itulah yag dimaksud sebagai harapan.

Seno Gumira Ajidarma juga menggambarkan senja sebagai sepotong harapan yang berani melawan takdir. Itu berarti menanti senja adalah sebuah keberanian, karena masih percaya bahwa akan tetap ada harapan sebelum hari usai dan malam menjadi pekat.


Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah mempunyai sifat-sifat manusia (Pradopo, 1993: 75). Majas personifikasi disebut sebagai corak khusus dari metafora yang mengiaskan benda-benda mati bisa melakukan sesuatu layaknya manusia yang mampu bertindak dan melakukan sesuatu (Suprianto, 2011:69). 

Hal ini dapat dilihat dalam kutipan:

Sore itu aku duduk seorang diri di tepi pantai, memandang dunia yang terdiri dari waktu. Memandang bagaimana ruang dan waktu bersekutu, menjelmakan alam itu untuk mataku. Di tepi pantai, di tepi bumi, semesta adalah sapuan warna keemasan dan lautan adalah cairan logam meski buih pada debur ombak yang menghempas itu tetap saja putih seperti kapas dan langit tetap saja ungu dan angin tetap saja lembab dan basah, dan pasir tetap saja hangat ketika kuusapkan kakiku ke dalamnya.

Seno Gumira Ajidarma mengumpamakan ruang dan waktu yang bersekutu seperti sebuah Tindakan yang dilakukan manusia, yaitu “bersekutu”, dapat dilihat dalam kalimat, Memandang bagaimana ruang dan waktu bersekutu, menjelmakan alam itu untuk mataku.


Majas Simile

Majas simile merupakan majas perbandingan yang sifatnya eksplisit (Keraf, 2010: 138). Artinya, bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan sesuatu yang lainnya. Sehingga majas ini biasanya memerlukan kata-kata: seperti, sama, sebagai, laksana, bagaikan, dsb.

Simile dibedakan menjadi dua macam, yaitu simile terbuka dan tertutup. Simile tertutup persamaan yang mengandung perincian mengenai sifat persamaan itu. Sedangkan simile terbuka adalah persamaan yang tidak mengandung perincian mengenai sifat persamaan itu.

Contoh kutipan sebagai berikut:

Di tepi pantai, di tepi bumi, semesta adalah sapuan warna keemasan dan lautan adalah cairan logam meski buih pada debur ombak yang menghempas itu tetap saja putih seperti kapas dan langit tetap saja ungu dan angin tetap saja lembab dan basah, dan pasir tetap saja hangat ketika kuusapkan kakiku ke dalamnya.

Seno Gumira Ajidarma mengumpamakan semesta seperti sapuan warna keemasan dan laut yang seperti cairan logam.


Majas Metafora

Majas metafora adalah gaya bahasa kiasan yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat, seperti kata bunga bangsa, budaya darat, buah hati, dan sebagainya (Keraf, 2010:139). 

Metafora yang merupakan perbandingan langsung tidak mempergunakan kata seperti majas Simile: bak, bagai, seperti, dsb). Melainkan pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Semisal: orang itu budaya darat, bukan orang itu seperti budaya darat.

Di ujung gorong-gorong,di tempat cahaya putih itu, ada tangga menurun ke bawah. Kuikuti tangga itu. Cahaya semakin terang dan semakin benderang. Astaga. Kamu boleh tidak percaya Alina, tapi kamu akan terus membacanya. Tangga itu menuju ke mulut sebuah gua, dan tahukah kamu ketika aku keluar dari gua itu aku ada di mana? Di tempat persisi sama dengan tempat di mana aku mengambil senja itu untukmu Alina. Sebuah pantai dengan senja yang bagus: ombak, angin dan kepak burung? tak lupa cahaya keemasan dan bias ungu pada mega-mega yang berarak bagaikan aliran mimpi. Cuma saja tidak ada lubang sebesar kartu pos. Jadi, meskipun persis sama,tapi bukan tempat yang sama.

Aku berjalan ke tepi pantai. Tenggelam dalam guyuran alam yang perawan. Nyiur tentu saja, matahari, dan dasat lautan yang bening dengan lidah ombak yang berdesis-desis. Tak ada cottage, tak ada barbeque, tak ada marina.

“Semua itu memang tidak perlu. Senja yang bergetar melawan takdir membiaskan cahaya keemasan ke tepi semesta. Aku sering malu sendiri melihat semua itu. Alina, apakah semua itu mungkin diterjemahkan dalam bahasa?”

Majas metafora terdapat pada kutipan, Tangga itu menuju ke mulut sebuah gua, dalam guyuran alam yang perawan, dan lidah ombak yang berdesis-desis, merupakan gaya bahasa yang menimbulkan kesan estetik dan menimbulkan imajinasi yang kuat.


Majas Metonimia

Majas metonimia berasal dari kata Yunani meta yang berarti menunjukkan, perubahan. Sedangkan onoma berarti nama. Secara istilah, majasa metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena memiliki pertalian yang sangat dekat (Keraf, 2010: 142). Hubungan itu dapat berupa penemu untuk hasil temuannya, pemiliki untuk barang yang dimiliki, akibat untuk sebab, isi untuk menyatakan kulit, dsb. Lebih singkat, majas metonimia disebut sebagai gaya bahasa yang menggunakan nama merk atau atribut untuk menyebut suatu hal.

Sirene polisi mendekat dari belakang. Dengan pengeras suara polisi itu memberi peringatan.

“Pengemudi mobil Porsche abu-abu metalik nomor SG 19658 A, harap berhenti. Ini Polisi. Anda ditahan karena dituduh telah membawa senja. Meskipun tak ada aturan yang melarangnya, tapi  berdasarkan .…”

Dalam kutipan tersebut, Seno Gumira Ajidarma menggunakan diksi Porsche. Hal itu dinilai memiliki nilai yang lebih estetik daripada hanya menggunakan kata mobil. Jadi, kata mobil diganti menjadi Porsche merupakan majas metonimia.


SIMPULAN

Berdasarkan analisis gaya bahasa (majas) yang terdapat pada cerita pendek berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa majas yang terdapat pada Cerpen tersebut, di antaranya adalah majas alegori, majas personifiksi, majas simile, majas metafora dan majas metonimia.

Melalui pendekatan stilistika yang telah diterapkan dan berdasarkan kebiasaan Seno Gumira Ajidarma, bisa dipahami bahwa makna dari cerita pendek Sepotong Senja untuk Pacarku adalah tentang bagaimana keadaan masyarakat sosial pada masa itu. Dimulai dari cerita si aku yang tidak suka terhadap kata-kata tak bermakna atau omong kosong dan janji belaka yang kala itu sudah lumrah dalam masyarakat. Kemudian si aku memutuskan untuk tidak banyak bicara dan memilih jalan pembuktian yang nyata dengan memberikan senja yang indahnya nyata kepada pacarnya, Alina. Senja merupakan perlambang dari kebaikan dan Alina merupakan perlambang dari sesuatu yang dikasihi, seperti keluarga, negara ataupun norma-norma. Namun niat baiknya itu tidak disambut oleh masyarakat karena dianggap sesuatu yang “tabu”. Akhirnya si aku dikejar-kejar masyarakat, bahkan polisi. Masyarakat yang mengejar merupakan perlambang dari masyarakat yang timpang dan polisi yang mengejar adalah perlambang dari pengayom masyarakat yang tidak menegakkan kebenaran. Dalam pelarian, si aku ditolong oleh seorang gelandangan dan menyusuri gorong-gorong yang bau. Hal itu adalah masa-masa sulit bagi si aku, tetapi karena tengah membawa senja di sakunya, dia tetap bertahan dan berjuang hingga keluar dari gorong-gorong dan berhasil membawakan sepotong senja itu pada Alina. Keadaan sulit dalam gorong-gorong adalah perlambang, bahwa siapapun yang berani membawa kebenaran, maka ia akan mengalami masa-masa sulit. Namun, siapa saja yang konsisten terhadap kebaikan, ia akan menuai hasilnya.


DAFTAR RUJUKAN

Ajidarma, Seno Gumira. (1993). Sepotong Senja untuk Pacarku. Dimuat di Harian Kompas.

Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. (1994). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Pradopo, Rahmat Djoko. (1993). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sudjiman, Panuti. (1993). Bunga Rampa Stilistika. Jakarta: Grafiti.

Supriyanto, Teguh. (2011) Kajian Stilistika dalam Prosa. Yogyakarta: Elmatera Publishing.


Selasa, 24 November 2020

Puisi-Reformasi

 Reformasi Oligarki


Reformasi sekedar bayang-bayang

Menjadi maju  hanya mimpi yang melayang

Oligarki yang awalnya terselubung

Kini konkret membuat perut para tikus menggembung


Rupa-rupa petinggi disulap layaknya artis

Berkata penuh yakin sambil tersenyum manis

"Kami takkan membuat rakyat sengsara"

Nyatanya, kursi dibuat untuk menduduki rakyat yang lara


Melakoni  drama yang apik

Hingga mereka menulikan telinga

Menyesap harta rampasan dengan asyik

Lupa diri, alpa tanggung jawab

Cerpen-Pengorbanan

 VIRUS CORONA ADALAH CINTA

Lailatul Khomsiyah


Aku seperti orang gila ketika merangsek ke ruang isolasi, membiarkan orang-orang yang hanya terlihat matanya itu terbentur dinding, barang atau bahkan terjatuh ke lantai akibat aku yang tak lagi sabar.

Mataku mengembun menatap kondisi ruangan ini.

Sial! Ini bukan hanya ruang isolasi untuk raga yang terjangkit virus laknat itu! Tetapi pengisolasian untuk jiwa yang bersiap menuju neraka.

Aku menatap nyalang satu persatu ranjang yang dihuni makhluk-makhluk berpenyakitan itu. Satu, tergeletak lemas, tak berdaya, pasrah pada Tuhan. Dua, menjerit-jerit, mengamuk, menyumpahi takdir. Tiga, sesak napas akut, berbicara susah, hanya bisa melenguh. Empat, matanya memerah-mendelik ke atas, pun napasnya tersengal seperti tercekik, sepertinya ia sedang menghadapi sakaratul maut. Lima, orang itu ...

Aku tersenyum. Melangkah menuju sosoknya.

Dia berbaring dengan hikmat. Kulihat wajahnya lebih putih dari biasanya-serupa susu. Lihatlah, bahkan dalam tidurnya pun, bibirnya melengkung sebuah senyum hangat. Dia juga masih memakai baju putih kebesarannya itu, baju putih favoritnya. Warna putihnya, masih sama  seperti saat kali pertama kami bertemu.

"Bangunlah ..." aku menyebut namanya beberapa kali. Namun dia tak kunjung bangun. Senyenyak itukah tidurmu sayang? Hingga wangi parfumku tak cukup membuatmu membuka mata? 

"Aku rindu, sudah dua purnama yang kita lewati tanpa kebersamaan. Ayo pulang. Nadia, putri kita juga merindukanmu. Tiap hari merengek meminta bertemu denganmu. O ya, aku juga sudah memasak rendang kesukaanmu dan perpustakaan mini kita ada banyak koleksi buku baru loh, gara-gara harus tetap di rumah," aku mencoba berbicara dengannya, membujuk dia agar bangun dari tidurnya. Aku yakin dia hanya pura-pura.

"Maz, kenapa kamu terbungkus plas ..." kata-kataku terpotong.

Di sampingku sudah ada tiga orang berbaju tertutup serba putih. "Maaf, Bu. Anda tidak boleh masuk ke ruangan ini," kata salah satu diantara mereka.

"Kenapa saya tidak boleh masuk? Saya mau bertemu suami saya kok," aku menjawab ketus. 

"Tapi Bu ... Dokter Angga sudah meninggal. Tolong ikhlaskan beliau. Beliau akan segera dimakamkan sesuai prosedur pemakaman pasien. Ibu yang sabar ya."

Detak jantungku serasa berhenti.

*

Perihal berkorban tidak harus tentang sepasang kekasih. Pada peristiwa tertentu, ada seseorang yang berkorban demi kemaslahatan banyak orang. Seseorang itulah yang memiliki banyak cinta, yang kasihnya takkan surut walau setetes, yang jiwanya begitu putih serupa malaikat. Seseorang itu, pasti akan dirindukan oleh surga.

Selamat jalan, Maz. Aku berjanji akan menjaga Nadia dengan baik. Aku mencintaimu.


Rabu, 18 November 2020

Contoh Opini

Di Kejagung, Pencarian Aktor Utama Tak Kunjung Usai


Jika boleh dikata, saya merasa kesal dan kagum dalam waktu yang bersamaan kepada jaksa muda Pinangki Sirna Malasari. Dia adalah seorang jaksa perempuan yang tidak bisa diragukan lagi "kelicikannya" karena berhasil menipu buron kelas kakap Joko Soegiarto Tjandra untuk memberinya suap hanya karena diimingi dengan jubah kebesaran yang dia pakai dan 10 plan yang terlihat amat meyakinkan.

Bermula dari Joko Tjandra yang selalu berhasil keluar dari jerat hukum sejak tahun 2000 meskipun sudah dijerat dengan dakwaan berlapis oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ridwan Moekiat atas kasus korupsi pengalihan hak tagih (Cessie) di Bali. Alasan Joko Tjandra bisa terbebas dari jerat hukum pun bermacam, mulai dari kasusnya hanya dianggap sebagai bukan kasus pidana melainkan masalah perdata, kekurangan saksi hingga kurangnya bukti. Namun kasus tersebut kembali dibuka pada tahun 2008 dan di tahun 2009 ketika Mahkamah Agung (MA) akan menjatuhi hukuman 2 tahun kepada Joko Tjandra, kemudian sebelum keputusan itu keluar, Joko Tjandra kabur ke luar negeri. Diduga peninjauan keputusan oleh MA tersebut mengalami kebocoran.

Setelah sekian tahun berlalu lagi, Joko Tjandra kembali eksis ketika diketahui sudah kembali ke Indonesia sejak awal tahun 2020. Tidak hanya itu, Joko Tjandra pun menyuap jaksa Pinangki untuk melakukan pembebasan terhadap kasus yang menjeratnya.

Berbekal jubah kebesarannya miliknya, jaksa Pinangki mulai melancarkan aksinya untuk bermanis-manis dan memberikan janji pembebasan untuk kasus Joko Tjandra dengan 10 plan yang dia buat. Jaksa Pinangki meminta kepada Joko Tjandra uang sebesar US$ 10 juta untuk melakukan perbuatan kotor itu dan baru mendapat US$ 500 ribu sebagai uang muka untuk menunjukkan proposal plan yang dia rencanakan. Namun, ternyata 10 plan itu tak kunjung terlaksana dan berujung dakwaan kasus suap dan pencucian uang kepada jaksa Pinangki.

Namun, dalam dakwaan jaksa Pinangki pada sidang perdana yang dilaksanakan pada Rabu (23/9/2020) lalu menuai banyak kritikan utamanya dari Indonesia Corruption Watch (ICW) yang mengatakan bahwa dalam dakwaan kasus tersebut banyak kejanggalan-kejanggalan yang garis besarnya adalah pertanyaan mengapa Joko Tjandra yang notabene seorang buron kelas kakap yang sudah bertahun-tahun berhasil keluar dari jerat hukum percaya begitu saja kepada jaksa yang prestasinya biasa saja. Lalu mengapa kejaksaan agung terkesan tidak menelusuri sejauh mana action plan jaksa Pinangki dan siapa saja yang terlibat dalam kasus itu.

Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa dengan catatan kemampuan biasa saja dalam kejaksaan agung, tidak mungkin Joko Tjandra langsung mudah percaya kepada jaksa Pinangki hanya karena jubah kebesarannya adalah jaksa. Diduga Pinangki hanyalah aktris yang melindungi pion-pion aktor lainnya yang juga terlibat dalam perkara sebesar ini, bahkan pejabat kejaksaan agung ada yang sudah disebut-sebut. Istilahnya, membiarkan satu terowongan terbuka sehingga terlihat seperti ada jalan keluar padahal terowongan selanjutnya masih tertutup rapat-rapat.

Dalam dakwaannya pun, jaksa Pinangki rela diduga sebagai pemain satu-satunya dalam kasus ini. Seperti terlihat tidak menyesal, berkat hasil pencucian uang dia bisa membeli barang mewah, jalan-jalan keluar negeri dan merasakan sensasi menjadi aktris hollywood dengan menyewa apartemen Trump seharga Rp 400 juta. Dengan uang sebanyak itu, wajar sih jika dia rela menutupi aktor-aktor yang masih bertopeng. 

Mungkin seperti kasus-kasus lainnya, jika ada aktor besar yang bermain di belakang layar, baik institusi maupun intuisi manapun enggan angkat bicara dan memilih bungkam. Memilih bermuka tebal, daripada membuat kebenaran menjadi transparan. Lalu seperti yang sudah-sudah, kasusnya tenggelam seperti kapal yang karam. 

Namun saya tetap percaya dan alangkah baiknya setiap warga negara Indonesia khususnya penegak hukum bisa membuat produk hukum berjalan sesuai koridornya. Yang salah tetap salah dan yang benar tetap benar, tidak terjadi pertukaran posisi antara keduanya.



Contoh Berita

 Rokat Tasek: Hasil Akulturasi Budaya di Madura


Pamekasan, IAIN Madura-Institut Agama Islam Negeri (IAIN) mMadura kembali menggelar International Conference on Islamic Studies (ICONIS) yang keempat dengan tema "Madurese Islamic Tradition". Acara ini digelar pada tanggal 18 November 2020 secara daring via Zoom dan terdiri dari 2 sesi, Plennary Session yang digelar di pagi hari dan Parallel Session di siang hari yang terdiri dari 6 room. 

Di room 6 membahas tentang Maduresse Culture, Social Tradition and Humanism, yang salah satunya adalah tentang Rokat Tasek, yang merupakan suatu budaya dalam masyarakat Madura khususnya masyarakat di desa Kaduara Barat, Pamekasan. Rokat Tasek adalah upacara untuk meminta berkah dengan melayarkan sesaji ke laut. Dari hasil penelitiannya, presentator Mauliatul Maghfiroh menyatakan bahwa Rokat Tasek merupakan hasil dari akulturasi.

"Meskipun Rokat Tasek adalah hasil akulturasi dari budaya Hindu, tetapi masyarakat Kaduara Barat menjadikan Rokat Tasek dipenuhi dengan nilai-nilai keislaman, yaitu dengan membaca doa dan sholawat bersama," jelasnya.

Lebih lanjut kata Mauliatul Maghfiroh, Rokat Tasek memiliki nilai-nilai keislaman yang kental.

"Di dalam tradisi ini, terdapat banyak nilai-nilai keislaman. Yang pertama adalah habluminallah, dengan mencerminkan rasa syukur dan menerima takdir. Yang kedua habluminannas, dengan adanya gotong royong dan rasa kebersamaan. Yang ketiga adalah habluminal alam, dengan melestarikan alam," paparnya.

Acara ICONIS ini pun, khususnya dalam room 6 mendapatkan apresiasi dari Ela, mahasiswa IAIN madura yang merupakan salah satu peserta.

"Saya sangat menikmati menambah ilmu pengetahuan di dalam forum ICONIS ini. Sebab saya bisa mendapatkan pengetahuan lebih dalam mengenai budaya Madura, sekaligus mempelajari nilai-nilai keislaman di dalamnya. Pokoknya amazing banget sama acara yang kayak ginih," katanya bersemangat. 

Rabu, 11 November 2020

Teks Penyintas

Saat mendengar teks penyintas, yang pertama kali ada dibenakku adalah arti harfiah dari penyintas, yaitu orang yang bertahan hidup. Orang yang bertahan hidup dimaksudkan untuk menyebut seseorang yang mengalami kejadian pahit, tetapi masih bertahan hidup. Semisal korban bencana alam, korban bullying, korban kekerasan seksual dan semacamnya, tetapi perlu diingat! Korban perasaan sepertinya tidak termasuk di dalamnya 😂

Namun dari pengertian penyintas tersebut, maknanya akan sangat jauh berbeda jika katanya menjadi "teks penyintas". Pengertian teks penyintas adalah teks-teks yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Teks-teks penyintas bisa meliputi teks yang sederhana seperti teks iklan dan resep makanan, tetapi juga bisa meliputi teks yang bersifat resmi seperti surat lamaran pekerjaan, teks pewara dan surat undangan. 

Berikut contoh dari teks-teks penyintas:

1. Resep Makanan

Cara Membuat Milor (Mie Telor) Goreng Mantul

•Siapkan bahan: Sebungkus mie goreng instan dan sebutir telur

•Masak mie instan dengan air mendidih seperti biasa.

•Campurkan bumbu mie dengan telur. Aduk merata. 

•Setelah mie sudah matang, campurkan mie dengan adonan bumbu dan telur. Bisa ditambah irisan cabai, apabila suka. 

•Siapkan wajan yang sudah diberi minyak goreng, lalu panaskan. 

•Masukkan adonan mie dan telur ke dalam wajan.

•Tunggu hingga kematangannya sempurna.

•Setelah matang, taruh milor ke piring. Siapkan saos bagi yang suka. Milor mantul siap dilahap. 


2. Teks Pewara Acara Maulid Nabi

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 

Al-Mukarrom KH. Moh. Mundzir Cholil, pengasuh Pondok Pesantrean Assyahidul Kabir

Yang kami hormati seluruh alim ulama'

Yang kami hormati seluruh bagian kepanitiaan

dan tak lupa juga, para tamu undangan yang sudi hadir di acara ini untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, kita semua dapat berkumpul di Masjid Aminah iini untuk memperingati maulid Nabi yang dicintai seluruh alam, Nabi besar Muhammad Saw, tanpa ada halangan suatu apapun.

Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw, yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang ilmiah seperti yang kita rasakan saat ini. Semoga berkat kecintaan beliau kepada umatnya, kelak seluruh umat Nabi Muhammad SAW bisa mendapat syafaat di yaumil qiyamah. Aamiin, Aamiin, Allahumma Aamiin. 

Selanjutnya saya sebagai pembawa acara akan membacakan susunan acara yang akan berlangsung pada malam hari ini. 

1. Pembukaan

2. Pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an

3. Sambutan-sambutan

4. Mau’idoh hasanah

5. Mahalul Qiyam

6. Doa-penutup


Acara yang pertama, pembukaan. Marilah acara ini kita buka dengan pembacaan ummul kitab. Al-fatihah  .......... Amin ya robbal-alamin.

Acara yang kedua, pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an. Kepada saudari Dela kami persilakan .......... Terima kasih kami haturkan kepada saudari Dela. Semoga dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an tadi, dapat menjadi penambah iman, pelipur lara. 

Acara yang ketiga, sambutan-sambutan. 

Acara yang keempat, mauidoh hasanah yang akan disampaikan oleh KH. Moh. Mundzir Cholil. Kepada beliau, kami persilakan ........ Terima kasih kami sampaikan. Semoga dengan maidoh hasanah tadi, kita bisa semakin cinta terhadap rajanya para Nabi, Nabi Muhammad SAW. 

Acara yang kelima adalah mahalul qiyam. Yang akan dipimpin oleh banjari al musthofa, kepadanya kami persilakan ......... Terima kasih kami sampaikan. 

Acara yang terakhir penutup. Marilah kita tutup acara ini dengan bacaan hamdalah. Demikian dari kami apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dihati para undangan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 


Jangan lupa mampir ke tulisanku yang lainnya. Seru-seru, loh 😉

https://aksaramalam12.blogspot.com/2020/06/narasi-puisi.html

https://aksaramalam12.blogspot.com/2020/06/cerita-mini-genre-horor.html

Jumat, 09 Oktober 2020

Menjangkau Lebih Banyak Orang dengan Memilih Tagar Terbaik di Instagram

Artikel-Soft Selling

Apakah kamu seorang pebisnis atau pemula yang ingin menjadi selebgram? Jika iya, kamu wajib memilih tagar terbaik untuk memaksimalkan jangkauan dan keterlibatan para pengguna instagram adalah hal terpenting untuk memiliki karier yang sukses di Instagram.

Kamu bisa menambahkan hingga 30 tagar pada postingan feed dan 10 tagar per instastory, loh. Penelitian telah menunjukkan bahwa postingan dengan 9 tagar biasanya menjangkau orang paling banyak dan mendapatkan keterlibatan mereka. Akan tetapi karena setiap industri berbeda, memanfaatkan analisis Instagram untuk menganalisis postingan pesaing kamu akan menjadi yang terbaik dalam menentukan jumlah tagar yang kamu butuhkan. Untuk itu, kamu perlu tau Bagaimana memilih tagar yang baik

Setelah menggunakan banyak tagar untuk postingan kamu, jangan lupa 3 tips ini adalah kunci untuk memastikan kinerja optimal dari posting kamu:

1. Meriset Hasil Keterlibatan Pengguna Melalui Tagar yang Digunakan

Tujuan menggunakan tagar adalah untuk menjangkau lebih banyak orang, tetapi jangkauan menjadi penting ketika pengguna yang dijangkau ikut terlibat dengan memberikan like dan komentar. Jadi, ketika kamu memutuskan tagar yang kamu gunakan, periksa masing-masing tingkat keterlibatan pengguna. Apakah mereka memberikan jumlah suka dan komentar yang kamu inginkan? Jika sudah mengetahui tingkat keterlibatan pengguna dari tagarmu, gunakanlah tagar yang memberikan respon paling tinggi terhadap keterlibatan pengguna pada postinganmu.

2. Gunakan Berbagai Jenis Tagar Instagram

Pemasar Instagram biasanya mengklasifikasikan tagar berdasarkan luas jangkauan dan keterlibatan penggunanya. Misal, tagar dengan topik yang luas dan jumlah kontributor yang tinggi dikenal oleh sebagian pemasar sebagai tagar generik, luas, atau terkadang berhubungan dengan industri. Contoh tagar jenis ini antara lain #selebgram, #photographer, #fashion, dll. Biasanya, pemasar atau kreator hanya menggunakan 1-2 tagar industri karena persaingannya sangat tinggi, tetapi berpotensi menampilkan postingan kamu ke lebih banyak orang. Dan untuk tagar selanjutnya, biasanya kreator menggunakan tagar yang lebih sedikit menjangkau pengguna, tetapi tinggi respon dari pengguna karena memungkinkan mempunyai kesamaan ketertarikan. Biasanya tagar tersebut ada di urutan 9 teratas. Tagar ini lebih spesifik dari tagar umum, seperti #selebgrammadura bukan hanya #selebgram atau tagar komunitas seperti #muslimahbergerak atau #myboysgram. Selain itu, Anda dapat menambahkan tagar yang khusus untuk merek atau kampanye kamu untuk tujuan kesadaran, ini digunakan oleh merek seperti #AniFashion atau #menulischallenge. Jenis tagar terakhir ini adalah cara yang bagus untuk melihat berapa banyak audiens kamu yang berpartisipasi dalam kampanye kamu atau secara sukarela mendukung merekmu.

3. Lacak Performa dan Perbarui Tagar Instagram Kamu Secara Berkala

Perhatikan bagaimana penonton bereaksi terhadap tagarmu. Berapa banyak orang yang telah dijangkau tagar kamu? Apakah mereka hanya melihat atau beralih menjadi pengikut baru? Mengelola penggunaan tagar membutuhkan strategi penelitian, dalam banyak kasus, akan ada trial-and-error dan mungkin harus sering memperbarui tagar kamu agar relevan dengan tren yang ada dan memiliki daya tarik bagi penonton. Dengan cara ini akun Anda tidak hanya akan menjangkau orang baru tetapi juga mempertahankan mereka.

Tagar Instagram tidak boleh dianggap enteng karena dapat menentukan seberapa baik kinerja postingan kamu. Tagar adalah bagian penting dari strategi kamu untuk menarik lebih banyak pengguna instagram dan bahkan untuk meningkatkan upaya branding Anda. Dan dalam hal platform sosial yang berkembang pesat seperti Instagram, data dan wawasan yang tepat sangat penting untuk membantu kamu menuju kesuksesan pemasaran Instagram.

Senin, 08 Juni 2020

Milenial Ambang Batas

Narasi Puisi


Sematan maha tinggi seharusnya menjadikan kita mawas diri, tak membuat kita lupa bahwa jati diri kita adalah untuk negeri dan ilahi.

Betapa banyak keilmuan yang bersanding dengan teknologi, malah membuat kita asyik berselfie ria membanggakan diri.

Lupa bahwa di tangan kitalah masa depan berwujud mata dadu, yang akan berbicara apakah hasilnya akan cerah atau kelam membuat sendu.

Tidak sedikit pemuda yang awalnya begitu gagah, berakhir dengan eksekusi penjara akibat ganja.

Atau mereka yang ingin disebut milenial, harus membeli followers yang harganya tak semurah sereal.

Miris, sangat banyak gelar-gelar dalam selembar kertas bertaburan di jalan, berhasil membuat sesak pada bangsa yang menginginkan majunya peradaban.

Tak seharusnya kita diam dengan setumpuk kegagalan, inilah saatnya kita berjuang untuk masa yang kekal.

Tak selalu stay pada masa lalu yang disesali, jadikan ketertinggalan sebagai bentuk introspeksi diri.

Mari berbenah membangun pola pikir yang intelektual, karena sukses butuh proses layaknya ritual.

Tak perlu terlalu takut dengan pijakan proses yang seringkali jatuh, kita adalah generasi yang menghadirkan semangat dengan utuh.

Menatap masa depan dengan pandang yang optimis, menata hari-hari yang dinamis dengan begitu manis.

Sematkan bangga dan cinta pada negeri, berpijak hati pada genggaman sang ilahi.

Itulah kami, siswa yang kini disemat gelar maha.


***

Bagaimana pendapat kalian tentang Mahasiswa Milenial?

Tukar pendapat yuk ...

Jangan lupa lihat postinganku yang lain yaa ...

https://aksaramalam12.blogspot.com/2020/06/coronavirus.html?m=1

https://aksaramalam12.blogspot.com/2020/06/cerita-mini-genre-horor.html?m=1

https://aksaramalam12.blogspot.com/2020/06/relevansi-teori-behavioristik-dengan.html?m=1

Minggu, 07 Juni 2020

Lawang Sewu

Cerita Mini-Genre Horor


Aku mendengar derap langkah kaki menuju ambang pintu kayu itu. Mendengarnya, aku semakin merunduk di kotak persegi yang kutaksir bisa muat dua orang dewasa di dalamnya. Shit! Kotak kayu ini bener-bener bau. Hingga detik inipun aku tak mengerti kenapa aku bisa terdampar di sini, rumah tua yang aneh. Tak ada dinding, semua terbuat dari kayu dan bambu.

Penerangan pun tak ada. Sempat kulihat sebelum senja berganti malam, tepat di belakang rumah ini adalah hutan.

Langkah itu berhenti di depan pintu. Aku menahan napas, tiba-tiba aku merasa hawa dingin merambat di tubuhku.

Krakkk ...

Pintu kayu ini dibuka secara tiba-tiba. Aku terjatuh.
"Arghh!"pekikku. Kemudian aku mendongak, ingin melihat sosok yang sudah kurang ajar padaku.

Dia menyeringai.

Aku tercekat. Nampak sesosok pria bertubuh kurus dan begitu tinggi, dua kali lipat di atasku. Oh tidak! Giginya bertaring!

Sontak aku mundur, sehingga menabrak kayu itu.
"Aaaaahhh!" aku memekik, ketika sadar bahwa di sekelilingku banyak tulang-belulang dan darah. Pantas saja kotak ini bau. Aku merasa mual seketika.

Sebelum aku bisa mencerna apa yang terjadi, tanganku sudah ditarik paksa oleh pria bertaring itu. Aku di seret tanpa iba menuju tempat yang sama sekali asing bagiku. Tubuhku lecet-lecet dipenuhi luka. Aku sebenarnya ada dimana? Kenapa bisa begini?

Dengan sekali hentakan dia melemparku ke sebuah kolam kecil. Bangsat! Ini kolam darah! Benar-benar bau anyir. Jika saja rasa penasaranku tidak kuat, sudah dari tadi aku pingsan. Tidak, tidak, aku harus tau apa sebenarnya yang terjadi, batinku.

Pria itu mengacungkan tombak padaku. Dia akan membunuhku!

"Ahhhhg!" aku berteriak kencang, sesaat kulihat pria bertaring itu akan melesatkan tombaknya ke arahku.

Namun ...

"Ra ... bangun Ra. Kamu gak papa kan?" Sean menepuk-nepuk pipiku.

Aku membuka mata yang terasa amat berat. "Aku di mana?" tanyaku pada Sean. Kulihat di kiri kananku ada Zola, Cindy dan Bram yang tampak cemas.

"Kita masih ada di Lawang Sewu. Kamu pingsan setelah mengatakan bahwa kamu mendengar nyanyian sinden Jawa, tapi ya sudah. Kita harus cepat-cepat pergi dari sini," Sean memberikan penjelasan.

Aku ingat semuanya. Lalu ...
"Kemana Reno dan Tia?" aku bertanya pada Sean.

Sean tampak bingung untuk menjawab. Kutanyakan hal sama pada teman-teman yang lain. Mereka sama-sama membisu, wajah mereka tampak resah, atau mungkin takutkah?

Tiba-tiba Sean menangis sesenggukan. "Maafin aku Ra. Gak seharusnya aku iseng mengajak kalian kesini. Aku ... aku minta maaf. Udah membuat kalian ada dalam bahaya."

"Aku mengerti, tapi dimana Reno dan Tia?" aku mengulang pertanyaan yang sama.

Bram mengusap wajahnya gusar. "Engg ... mereka sudah ... sudah ... gak ada Ra," Bram akhirnya menjawab ragu-ragu. Kulihat Cindy dan Zola menangis.

Aku makin bingung. "Gak ada gimana maksudnya?"
Kugoncang tubuh Bram yang tak kunjung menjawab pertanyaanku, matanya terlihat sembab.

Sebelum aku dapat jawaban dari teman-teman ...

Bruk!

Kepala manusia  menggelinding di depan kami.

Tia! Kami berteriak histeris.

***

Jika kalian sedang ada di tempat mistis dan menemui berbagai masalah, apa yang akan kalian lakukan?

Komen di bawah yaaa ...

Jangan Takut Corona, Ini Cara Mengantisipasinya

Artikel


Novel Coronavirus atau yang biasa disebut virus corona kini menjadi momok yang menakutkan sejak diumumkan keberadaanya di Wuhan, China (12/2019). Virus ini menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia. Berdasarkan data dari Worldometers (14/4/2020), jumlah kasus positif corona di seluruh dunia mencapai 1.936.700 orang yang menyebar di 210 negara. Hal ini tentu menimbulkan keresahan dan krisis di berbagai lini sektor kehidupan, utamanya di sektor kesehatan.

Gejala umum yang ditunjukkan seseorang ketika terinfeksi virus corona adalah demam, batuk kering dan mudah lelah. Jika sudah akut, biasanya disertai sesak napas. Namun sekitar 80 persen penderita menunjukkan gejala ringan hanya seperti flu biasa. Sehingga, pasien bisa sembuh hanya dengan meningkatkan imun tubuhnya.

Pemerintah menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap virus ini. Namun masih banyak masyarakat awam yang bukannya waspada, tetapi justru ketakutan dan panik berlebih. Sehingga yang terjadi adalah stigmasasi pada orang-orang yang positif corona dan mereka yang menangani  pasien positif corona, seperti pihak dokter dan perawat. Akhirnya yang terjadi adalah krisis sosial, seperti menimbun bahan makanan, menjual masker dengan harga tinggi, hingga penolakan pemakaman untuk pasien positif corona yang meninggal.

Melihat fenomena tersebut, untuk itu jangan takut corona, tetapi tetap waspada dengan melakukan beberapa hal berikut ini:

Jaga kebersihan
Layaknya seperti virus lainnya, virus corona tidak tahan dengan lingkungan yang bersih. Virus corona bisa hinggap di benda-benda, jadi penting bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan di area tempat tinggal kita.

Sering-sering cuci tangan
Virus corona rentan sekali terpapar melalui sentuhan tangan pada area wajah. Sehingga penting sekali selalu mencuci tangan untuk mengurangi resiko terpapar melalui sentuhan.

Jaga jarak
Menjaga jarak sekitar satu-dua meter dengan orang-orang di sekitar kita, membantu mengurangi resiko tertular jika ternyata orang yang berada di dekat kita telah terpapar virus tersebut. Diharapkan dengan adanya pembatasan sosial bisa memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Di rumah aja
Dengan tidak keluar rumah, kita sudah mengurangi kontak langsung dengan orang-orang yang kemungkinan telah terpapar virus corona. Kita tetap bisa melakukan hal-hal positif meski hanya di rumah, seperti; membaca buku, menulis, mengikuti seminar online, menjahit masker, olahraga ringan, dll. Kita boleh keluar rumah kok, asal jika ada keperluan mendesak saja ya dan jangan lupa memakai masker.

Memantau persebaran corona
Jangan takut corona, tetapi kita tetap harus waspada. Salah satunya dengan memantau persebaran corona, khususnya di sekitar tempat tinggal kita. Kita bisa mengunjungi website pemerintah daerah yang mencantumkan peta persebaran corona di sekitar tempat tinggal kita.

Setelah tau cara mengantisipasi agar meminimalisasi kemungkinan terpapar virus corona, kita bisa mempraktikkannya dan mengajak keluarga maupun orang lain untuk menerapkan hal tersebut. Virus corona memang bisa menyebabkan kematian, tetapi belum tentu tidak bisa disembuhkan. Jadi, jangan takut corona. Jaga kesehatan, di rumah aja.

Jumat, 05 Juni 2020

Teori Behavioristik-Perkembangan Kognitif Anak

Relevansi Teori Behavioristik dengan Perkembangan Kognitif Anak pada Tahap Praoperasional

Lailatul Khomsiyah
Tadris Bahasa Indonesia, IAIN Madura
Alamat surel: lailofficial99@gmail.com



Abstract:
Behavioristic theory is a learning theory that emphasizes the existence of stimulus and response. Usually in learning, the stimulus given by the teacher is responded by students. This theory prioritizes results-oriented changes in learner behavior. In other words, a person can be said to have learned if he has a pattern of behavior change. These results are obtained from stimuli and responses that form habits that persist for a long time. This stimulus and response relationship is a series of teacher behaviors that are imitated by students, so this behavioristic theory is relevant for children who are entering the preoperational stage in their cognitive development. This is so, because children who are in the preoperational stage tend to imitate the things they see and hear. So we can conclude, that behavioristic theory has relevance to the cognitive development of children at the preoperational stage.
Key word: Behavioristic theory, The cognitive development, The preoperational stage

Abstrak:
Teori behavioristik adalah teori belajar yang menekankan adanya stimulus dan respon. Biasanya dalam pembelajaran, stimulus yang diberikan oleh guru direspon oleh siswa. Teori ini mengutamakan hasil yang berorientasi pada perubahan tingkah laku pembelajar. Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan sudah belajar apabila ia memiliki pola perubahan tingkah laku. Hasil tersebut diperoleh dari stimulus dan respon yang membentuk kebiasaan-kebiasaan yang menetap untuk jangka waktu yang lama. Hubungan stimulus dan respon ini merupakan rentetan perilaku guru yang ditiru oleh siswa, sehingga teori behavioristik ini relevan untuk anak yang sedang memasuki tahap praoperasional dalam perkembangan kognitifnya. Hal ini demikian terjadi, karena anak-anak yang dalam tahap praoperasional cenderung meniru hal-hal yang ia lihat dan dengar. Maka dapat kita simpulkan, bahwasannya teori behavioristik memiliki relevansi dengan perkembangan kognitif anak pada tahap praoperasional.
Key word: Teori behavioristik, Perkembangan Kognitif, Tahap praoperasional


PENDAHULUAN
Teori belajar merupakan suatu teori yang mengatur tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru. Teori belajar juga ditunjang dengan metode pembelajaran, model pembelajaran dan prinsip pembelajaran. Penggunaan teori belajar dengan langkah-langkah pengaplikasian yang benar, materi pelajaran yang tepat dan penyampaian materi yang baik dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami sesuatu yang dipelajari. Pada hakikatnya, proses belajar adalah kegiatan mental yang tidak terlihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi pada seseorang yang sedang belajar tidak dapat dilihat dengan jelas, tetapi hasil dari belajar bisa diamati, yaitu perubahan tingkah laku setelah melakukan proses belajar.
Teori belajar yang menekankan pada perubahan tingkah laku adalah teori belajar behavioristik. Berdasarkan pengertiannya, teori behavioristik merupakan suatu teori psikologi yang berfokus pada perilaku, tidak berdasarkan konstruksi mental, melainkan hasil dari pola kebiasaan. Ciri utama teori belajar behavioristik adalah sikap guru yang aktif, otoriter dan sebagai masukan perilaku. Hal ini karena manusia dianggap makhluk yang pasif dan segala sesuatunya tergantung stimulus yang didapatkannya.
Teori belajar behavioristik melihat belajar merupakan perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar apabila mampu menunjukkan perubahan tingkah laku setelah adanya stimulus (Zulhammi: 2015). Pandangan behavioristik menekankan adanya masukan yang berupa stimulus dan adanya keluaran yang berupa respon. Teori belajar behavioristik dianggap berlawanan dengan teori kognitif yang menyatakan bahwa belajar adalah proses mental, pikiran yang tidak diamati secara kasat mata. Namun jika diamati lebih lanjut, teori behavioristik yang menjadikan guru sebagai pengendali masukan dan siswa adalah penirunya, mempunyai relevansi dengan perkembangan kognitif anak pada tahap praoperasional.
Perkembangan kognitif merupakan teori yang ditemukan oleh Piaget yang ahli dalam bidang psikologi. Perkembangan kognitif adalah proses pertumbuhan berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa. Perkembangan kognitif membahas tentang cara berpikir dan berlogika melalui pengalaman dan pengetahuan yang dilengkapi dengan skemata sensomotori dari lahir. Pemikiran itu berkembang secara terus menerus melalui beberapa tahapan perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget.
Perkembangan kognitif berlangsung melalu empat tahap, yaitu: tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkrit dan tahap operasional formal. Piaget percaya, bahwa manusia pasti melewati empat tahap perkembangan tersebut, meskipun ada kemungkinan setiap tahap yang dilalui tiap orang berbeda. Setiap tahap yang dimasuki otak manusia sudah cukup matang untuk memungkinkan logika jenis baru (Matt Jarvis, 2011:148).
Relevansi teori behavioristik dengan perkembangan kognitif anak pada tahap praoperasional yang dimaksud di awal adalah kecocokan teori behavioristik jika diterapkan pada anak yang berada pada fase perkembangan kognitif tahap praoperasional, yaitu anak-anak yang berumur 1,5-6 tahun. Kecocokan tersebut bisa dilihat dari teori behaviotistik yang menjadikan guru sebagai pengendali masukan dan siswa hanya meniru apa yang dilakukan guru. Begitu juga dalam perkembangan kognitif anak tahap praoperasional, yang memiliki karakter meniru dari apa yang dia lihat dan dengar.
Teori behavioristik mudah diterapkan apabila tepat sasaran dan tepat guna. Maka dari itu relevansi antara teori behavioristik dengan perkembangan kognitif anak tahap praoperasional akan dibahas pada pembahasan berikut ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Teori Behavioristik
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah aliran dalam teori belajar yang menekankan perlu adanya perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Artinya, behaviorisme merupakan suatu aliran psikologi yang memandang individu dari fenomena jasmaniah saja dan mengabaikan aspek-aspek mental, seperti kecerdasan, minat, bakat, pemikiran dan perasaan individu dalam kegiatan belajar. Pada hakikatnya menurut aliran behaviorisme, belajar adalah pembentukan hubungan antara kesan yang ditangkap panca indera dengan kecenderungan untuk bertindak atau bisa disebut hubungan stimulus dan respon. Peristiwa belajar dilakukan semata-mata berorientasi pada hasil yang bisa diamati berupa perubahan tingkah laku yang menjadi kebiasaan dan dikuasai oleh pembelajar. Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pembelajar dari hasil pengalaman dengan adanya stimulus dan respon. Menurut teori ini, dalam belajar yang terpenting adalah adanya masukan atau stimulus dan keluaran atau respon (Andriyani: 2015).
Behaviorisme merupakan studi tentang perubahan tingkah laku manusia. Untuk itu, fokus utama dalam konsep behaviorisme ini adalah penyebab luar yang menstimulasi dan perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Dalan teori behavioristik, seseorang dianggap telah belajar apabila dapat menunjukkan perubahan tingkah laku akibat stimulus yang didapat (Zulhammi: 2015). Dalan psikologi, teori belajar behavioristik juga disebut dengan teori belajar yang berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisian lingkungan. Artinya, tingkah laku manusia dikendalikan oleh penguatan atau ganjaran dari lingkungannnya.
Menurut Ahmadi (2003:46), teori belajar behavioristik mempunyai ciri-ciri, yaitu: Pertama, aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya, melainkan perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan yang bisa diamati. Pengalaman-pengalaman batin dan mental di kesampingkan serta perubahan dan gerak jasmani yang dipelajari. Oleh sebab itu, behaviorisme disebut ilmu jiwa tanpa jiwa. Kedua, segala perbuatan dikembalikan kepada refleks. Behaviorisme mencari unsur-unsur yang paling sederhana yakni perbuatan-perbuatan bukan kesadaran yang dinamakan refleks. Refleks adalah reaksi yang tidak disadari terhadap suatu pengarang. Manusia dianggap sesuatu yang kompleks refleks, seperti mesin. Ketiga, behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang adalah sama. Menurut behaviorisme pendidikan adalah maha kuasa, manusia hanya makhluk yang berkembang karena kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh dari stimulus dan pendidikan dapat mempengaruhi reflek keinginan hati. Selain itu guru bersifat aktif dan cenderung otoriter, sebab masukan dikendalikan sepenuhnya oleh guru. Siswa hanya menirukan apa yang dilakukan dan diperintahkan oleh guru, sehingga siswa cenderung pasif dan tidak memiliki pemikiran sendiri.
Salah satu tokoh aliran behaviorisme adalah ivan pavlov (1849-1936 M) yang dikenal dengan karya besarnya, yaitu paradigma kondisioning klasik. Ilmuwan Rusia ini mengembangkan teori tingkah laku melalui percobaan terhadap anjing. Proses yang ditemukan Pavlov adalah rangsangan yang asli dan netral apabila dilakukan secara berulang-ulang dan ditambah dengan unsur penguat akan menyebabkan suatu reaksi. Perangsang netral disebut perangsang bersyarat atau terkondisionir, yang disingkat dengan CS (conditioned stimulus). Penguatnya adalah perangsang tidak bersyarat atau US (unconditioned stimulus). Reaksi alami atau reaksi yang tidak dipelajari disebut reaksi bersyarat atau CR (conditioned response). Pavlov melakukan percobaan kepada anjing dengan memberikannya makanan disertai dengan pembunyian bel. Sebab melihat makanan, reflek anjing mengeluarkan air liurnya. Penyajian makanan dengan disertai pembunyian bel tersebut dilakukan berulang kali, sehingga anjing tetap mengeluarkan air liur (CR) tiap bel dibunyikan (CS)  meskipun tidak terdapat makanan (US).
Jadi, dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa pembentukan perubahan tingkah laku didapatkan dari hubungan stimulus dan respon. Selain itu, peniruan dari hasil dan pengalaman belajar sebelumnya juga memiliki andil besar dalam pembentukan kebiasaan-kebiasaan yang dikusai oleh pembelajar.

Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan cara berpikir manusia dari masa bayi hingga dewasa. Berdasarkan teori Piaget, perkembangan kognitif ada empat tahap, yaitu:
1. Tahap sensori-motor : 0 – 1,5 tahun
2. Tahap pra-operasional : 1,5 – 6 tahun
3. Tahap operasional konkrit : 6 – 12 tahun
4. Tahap operasional formal : 12 tahun ke atas
Piaget mengatakan, bahwa manusia melalui keempat tahap tersebut, meskipun ada kemungkinan setiap tahap dilalui dalam usia berbeda. Setiap tahap dimasuki ketika otak kita sudah cukup matang untuk memungkinkan logika jenis baru atau operasi (Matt Jarvis, 2011:148). Semua manusia melalui setiap tingkat, tetapi dengan kecepatan yang berbeda-beda. Jadi mungkin saja seorang anak yang berumur 12 tahun berada pada tingkat operasional konkrit, sedangkan ada seorang anak yang berumur 11 tahun sudah ada pada tahap operasional formal dalam cara berpikir. Namun urutan perkembangan intelektual sama untuk semua anak, struktur untuk tingkat sebelumnya terintegrasi dan termasuk sebagai bagian dari tingkat-tingkat berikutnya (Ratna Wilis, 2011:137).
a. Tahap Sensorimotor
Sepanjang tahap ini mulai dari lahir hingga berusia dua tahun, bayi belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui indera mereka yang sedang berkembang dan melalui aktivitas motor (Diane, E. Papalia, Sally Wendkos Old and Ruth Duskin Feldman, 2008: 212). Aktivitas kognitif terpusat pada aspek alat indera (sensori) dan gerak (motor). Artinya dalam tahap ini, anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan dengan melalui alat inderanya dan pergerakannya. Keadaan ini merupakan dasar bagi perkembangan kognitif selanjutnya, aktivitas sensori motor terbentuk melalui proses penyesuaian struktur fisik sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan ( Mohd. Surya, 2003: 57).
b. Tahap Praperasional
Pada tingkat ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas berpikirnya memang belum mempunyai sistem yang teroganisasikan, tetapi anak sudah mampu memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda –tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis. Hal ini ditandai dengan ciri-ciri:
1. Transductive reasoning, yaitu cara berpikir yang bukan induktif atau deduktif tetapi tidak logis
2. Ketidakjelasan hubungan sebab-akibat, yaitu anak mengenal hubungan sebab-akibat secara tidak logis
3. Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti dirinya
4. Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu di lingkungan itu mempunyai jiwa seperti manusia
5. Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang dilihat atau di dengar
6. Mental experiment yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk menemukan jawaban dari persoalan yang dihadapinya.
7. Centration, yaitu anak memusatkan perhatiannya kepada sesuatu ciri yang paling menarik dan mengabaikan ciri yang lainnya. Egosentrisme, yaitu anak melihat dunia lingkungannya menurut kehendak dirinya (Mohd. Surya, 2003: 57-58).
c. Tahap Operasional Konkrit
Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini. Dalam tahap ini, anak telah hilang kecenderungan terhadap animism dan articialisme. Egosentrisnya berkurang dan kemampuannya dalam tugas-tugas konservasi menjadi lebih baik. Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap operasional kongkrit masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika (Matt Jarvis, 2011:149-150). Sebagai contoh anak-anak yang diberi tiga boneka dengan warna rambut yang berlainan (Ririn, Anis, Sekar), tidak mengalami kesulitan untuk mengidentifikasikan boneka yang berambut paling gelap. Namun ketika diberi pertanyaan, “Rambut Ririn lebih terang dari rambut Anis. Rambut Ririn lebih gelap daripada rambut Sekar. Rambut siapakah yang paling gelap?”Anak-anak pada tahap operasional kongkrit masih mengalami kesulitan karena mereka belum mampu berpikir hanya dengan menggunakan lambang-lambang.
d. Tahap Operasional Formal
Pada umur 12 tahun keatas, timbul periode operasi baru. Periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks (Matt Jarvis, 2011:111). Kemajuan pada anak selama periode ini ialah ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda atau peristiwa konkrit, ia mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak. Anak-anak sudah mampu memahami bentuk argumen dan tidak dibingungkan oleh sisi argumen. Pada tahap ini, kemampuan berpikir anak berkembang pesat.

Relevansi Teori Behavioristik dengan Perkembangan Kognitif Anak pada Tahap Praoperasional
Relevansi merupakan istilah hubungan atau keterkaitan suatu hal yang satu dengan hal yang lain. Fokus dalam tulisan ini adalah tentang teori yang mendukung hubungan teori behavioristik dengan perkembangan kognitif anak pada tahap praoperasional. Seperti yang telah diketahui bahwa teori behavioristik adalah teori yang menekankan perubahan tingkah laku sebagai hasil hubungan stimulus dan respon.
Teori behavioristik memiliki salah satu ciri, yaitu guru bersifat aktif dan otoriter karena guru merupakan orang yang memberikan stimulus dan mengendalikan sepenuhnya sebuah masukan (input), sedangkan siswa bersifat pasif, tidak mempunyai pemikiran sendiri serta hanya meniru apa yang dilakukan dan diperintahkan oleh guru sebagai hasil dari respon.
Kendatipun teori behavioristik seringkali dianggap bertentangan dengan teori kognitif, ciri behavioristik ini masih menunjukkan relevansi dengan perkembangan kognitif anak pada tahap praoperasional. Pada tahap praoperasional, dari ciri perceptually bound,  bahwa anak menilai dan melakukan apa yang ia lihat dan dengar. Artinya, ia cenderung menirukan segala hal yang ia lihat dan yang ia dengar. Oleh karena itu di tahap ini pula, anak disebut peniru ulung karena ada pada masa keemasan (golden age).
Relevansi ini bisa kita lihat dari kesamaan antara ciri keduanya. Jadi, teori behavioristik sangat cocok diterapkan pada anak dalam masa perkembangan kognitif tahap praoperasional. Sebab keduanya sama-sama memiliki ciri, bahwa tingkah laku anak yang sedang belajar merupakan hasil tiruan dari sang guru sebagai hasil dari hubungan stimulus dan respon.

SIMPULAN
Relevansi antara teori behavioristik dengan perkembangan kognitif anak pada tahap praoperasional mematahkan argumen yang menyatakan bahwa teori behavioristik bertentangan dengan teori kognitif. Hal ini bisa dibuktikan dengan peninjauan ciri dari teori behavioristik dan ciri perkembangan kognitif anak pada tahap praoperasional. Teori behavioristik memiliki salah satu ciri bahwa guru bersifat aktif dan otoriter sebagai pemberi stimulus dan mengendalikan masukan, sedangkan siswa bersifat pasif dan hanya meniru apa yang dilakukan dan diperintahkan oleh guru. Hal ini selaras dengan ciri perkembangan kognitif anak pada tahap praoperasional, dari ciri perceptually bound,  bahwa anak menilai dan melakukan apa yang ia lihat dan dengar.  Artinya, ia cenderung menirukan segala hal yang ia lihat dan yang ia dengar. Oleh karena itu di tahap ini pula, anak disebut peniru ulung karena ada pada masa keemasan (golden age). Dari kesamaan ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori behavioristik memiliki relevansi dengan perkembangan kognitif anak pada tahap praoperasional. Sehingga teori belajar yang cocok diterapkan pada tahap perkembangan kognitif tersebut, adalah teori behavioristik.

 DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Andriyani, Fera. 2015. Teori Belajar Behavioristik dan Pandangan Islam tentang Behavioristik. (Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam). Edisi 10.

Dahar, Ratna Wilis. 2011. Theories Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Diane, E. Papalia, Sally Wendkos Old and Ruth Duskin Feldman. 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Jarvis, Matt. 2011. Teori-Teori Psikologi. Bandung: Nusa Media.

Surya, Mohd. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya

Zulhammi.2015. Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik dalam Perspektif Pendidikan Islam. (Jurnal Darul Ilmi) Vol. 3.

Artikel ilmiah

Analisis Makna dari Gaya Bahasa (Majas) pada Cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku Lailatul Khomsiyah Tadris Bahasa Indonesia, IAIN Madura Ala...