Narasi Puisi
Sematan maha tinggi seharusnya menjadikan kita mawas diri, tak membuat kita lupa bahwa jati diri kita adalah untuk negeri dan ilahi.
Betapa banyak keilmuan yang bersanding dengan teknologi, malah membuat kita asyik berselfie ria membanggakan diri.
Lupa bahwa di tangan kitalah masa depan berwujud mata dadu, yang akan berbicara apakah hasilnya akan cerah atau kelam membuat sendu.
Tidak sedikit pemuda yang awalnya begitu gagah, berakhir dengan eksekusi penjara akibat ganja.
Atau mereka yang ingin disebut milenial, harus membeli followers yang harganya tak semurah sereal.
Miris, sangat banyak gelar-gelar dalam selembar kertas bertaburan di jalan, berhasil membuat sesak pada bangsa yang menginginkan majunya peradaban.
Tak seharusnya kita diam dengan setumpuk kegagalan, inilah saatnya kita berjuang untuk masa yang kekal.
Tak selalu stay pada masa lalu yang disesali, jadikan ketertinggalan sebagai bentuk introspeksi diri.
Mari berbenah membangun pola pikir yang intelektual, karena sukses butuh proses layaknya ritual.
Tak perlu terlalu takut dengan pijakan proses yang seringkali jatuh, kita adalah generasi yang menghadirkan semangat dengan utuh.
Menatap masa depan dengan pandang yang optimis, menata hari-hari yang dinamis dengan begitu manis.
Sematkan bangga dan cinta pada negeri, berpijak hati pada genggaman sang ilahi.
Itulah kami, siswa yang kini disemat gelar maha.
***
Bagaimana pendapat kalian tentang Mahasiswa Milenial?
Tukar pendapat yuk ...
Jangan lupa lihat postinganku yang lain yaa ...
https://aksaramalam12.blogspot.com/2020/06/coronavirus.html?m=1
https://aksaramalam12.blogspot.com/2020/06/cerita-mini-genre-horor.html?m=1
https://aksaramalam12.blogspot.com/2020/06/relevansi-teori-behavioristik-dengan.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar